Halaman

Jumat, 06 April 2012

Manusia dan Penderitaan

      
    Waw melihat judulnya saja sudah menyedihkan sekali buat galau (bahasa gaul anak jaman sekarang) saja. Tapi ini namanya kehidupan, tidak semua berjalan sesuai apa yang kita inginkan, pasti ada tantangan yang harus kita lalui. Ada hitam ada putih, ada malam pasti ada siang, ada kesedihan ada kesenangan. Ya kita bayangkan saja, kalau tiap hari kita senang terus, ya hambar saja. “Lah kenapa gitu Feb? Bukannya bagus ya senang terus”. Oke memang bagus, siapa sih orang yang tidak mau bahagia. Itu jawaban simple nya. Tapi bila kita diberi kebahagiaan terus ya kita tidak dapat berjuang untuk mendapatkan kebahagian itu. Jelas dong, kita senang terus. Jadi tidak ada usaha untuk mencapai semua itu. Tapi kalau ada kesedihan, kita dapat usaha untuk mendapatkan kebahagiaan itu lagi. Kita berusaha tidak terperangkap di dalam kesedihan terus menerus. Benar tidak? Jadi kebahagian itu menjadi lebih berarti. Tapi bukan maksud saya mau kita sedih dulu baru senang. Maksud saya, kita harus selalu bersyukur setiap di beri kebahagiaan oleh Allah dan lebih menghargai kebahagian itu. Ingat roda kehidupan selalu berputar. Oke langsung saja saya bahas tentang manusia dan penderitaan.

     Penderitaan, oke ini kata yang rumit. “Kenapa?” Oke, saya tanya, lawan kata putih apa? Pasti kalian bicara hitam. Tapi kalau saya tanya lawan kata penderitaan apa? Kalian pasti bilang kebahagian. Oke jawaban itu tidak salah. Tapi bagi orang-orang bijak lawan kata penderitaan bukan kesenangan melainkan melawan dan bertahan. Ya siapa juga yang mau berlarut-larut di lingkaran penderitaan, ya kita harus melawanlah. Nah untuk keluar dari penderitaan tidaklah mudah untuk segelintir orang, ya kita perlu berusaha keras dan terus berdoa agar diberi yang jalan keluar yang terbaik. Ingat Allah adil kok, Allah tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan hambanya.

     Bicara penderitaan, sepertinya Indonesia sudah sering mencicipinya. Ya bangsa ini sering mencicipinya. Musibah terus menerus datang. Bencana dimana-mana. Itu sangat memilukan. Bencana banjir, ini salah satu bencana yang sering dialami bangsa ini. Tapi kita sebagai manusia tidak pernah sadar, musibah banjir itu datang karena ulah siapa. Ya ulah kita juga, tidak menjaga lingkungan dengan baik. Buang sampah seenaknya, padahal tempat sampah telah disediakan. Terus hutan ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tapi kalau telah merasakan musibah ini, siapa juga yang rugi. Ya kita juga. Bukankah Allah menciptakan adanya hutan untuk kita juga, ya seharusnya kita jaga dan kelola dengan baik, agar dapat digunakan untuk generasi yang akan datang.
     
     Dan untuk pemerintahan kita, sungguh memalukan sekali. Wakil-wakil rakyat sering sekali mengecewakan rakyatnya. Benar tidak? Mereka sering berbicara manis tapi hanya sekedar bicara, bahwa mereka akan lakukan demi rakyat tapi faktanya. Mereka lakukan demi kepentingan pribadi.  Walaupun mereka tahu rakyat sedang sengsara, mereka tetap saja bersenang-senang. Bersenang-senang dengan fasilitas yang mewah, fasilitas yang didapat dari keringat rakyat yang telah lelah dan letih. Bersenang-senang diatas penderitaan rakyatnya, rakyat yang telah memilih mereka. 
“memberi bukti bukan janji”
Sepertinya slogan ini tidak cocok di ucapkan wakil rakyat (yaiyalah ini kan iklan Tje Fuk). Sungguh menyedihkan, sampai kapan ini terjadi terus menerus?

    Oke, kesimpulannya kita harus peduli lingkungan disekitar kita. Jangan hanya menampilkan ego masing-masing. Untuk apa? bukankah tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Yang sempurna hanyalah Allah. Maka dari itu banyaklah berdoa dan kita sebagai manusia saling tolong-menolong agar penderitaan bangsa kita, Bangsa Indonesia tercinta tidak semakin parah dan permasalahan di negeri ini cepat selesai. Amin.


-FEBI SARFINA-