Halaman

Minggu, 25 November 2012

Komunikasi Dalam Organisasi



BAB I
PENDAHULUAN


I.1 LATAR BELAKANG

                      Seiring berkembangnya zaman, teknologi serta komunikasipun kian berkembang. Teknologi ini sangatlah penting yaitu agar apa yang kita kerjakan mudah untuk diselesaikan. Dan teknolgi ini pula membantu untuk kita berkomunikasi. Komunikasi itu penting untuk saling berinteraksi satu sama lain. Apalagi di dalam organisasi, komunikasi itu perlu ada. Agar memudahkan anggota untuk bisa mencapai tujuan bersama.

 I.2 RUMUSAN MASALAH

·                     Apa pengertian komunikasi?
·                     Apa saja unsur-unsur komunikasi?
·                     Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi?
·                     Apa saja hambatan-hambatan komunikasi?
·                     Klasifikasi komunikasi dalam organisasi?

I.3 TUJUAN

·                     Menjelaskan definisi komunikasi
·                     Mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
·                     Menjelaskan cara untuk menyalurkan ide melalui komunikasi
·                     Mengetahui hambatan-hambatan dalam komunikasi
·                     Mengetahui klasifikasi dalam organisasi







BAB II
PEMBAHASAN


A.PENGERTIAN KOMUNIKASI

Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun agar saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik, tujuanpun lebih mudah untuk dicapai.
Nah, maka itu komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Definisi komunikasi menurut para ahli:
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya.
Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

Itulah komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi untuk organisasi. Agar dapat memudahkan antar anggota mencapai tujuan bersama.


            Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Unsur-unsur dalam komunikasi terbagi menjadi 3 unsur, yaitu:
1.      Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia yang berinisiatif menyampaikan pesan. Komunikator terdiri dari satu orang, banyak orang, dan massa.
2.      Penerima pesan (komunikan) adalah manusia yang menerima pesan atau kepada siapa pesan komunikator ditunjukkan.
3.      Pesan. Bersifat abstrak juga dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.

Dapat kita lihat bahwa peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis. Maksudnya saling bergantian satu sama lain.

Nah, pada awal tahun 1960 an. David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal sebagai “SMCR” yaitu:
-Source (pengirim)
-Message (pesan)
-Channel (saluran media)
-Receiver (penerima)

C.Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Tadi kita sudah tahu. Bagaimana peran komunikasi sangat penting dalam kehidupan kita. Apalagi dalam organisasi, bukan hanya untuk menjalin silahturahmi saja. Tapi untuk menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi didalam organisasi. Harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun harus ada penyaringan dan seleksi agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Ide (gagasan) => Si Sender
  2. Perumusan
    Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
  3. Penyaluran (Transmitting)
    Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
  4. Tindakan
    Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
  5. Pengertian
    Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
  6. Penerimaan
    Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

Membina kerja sama inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu. Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
Begitulah cara untuk menyalurkan ide dalam komunikasi. Dan disinilah kita membentuk kerja sama dan kekompakan dalam mencapai tujuan, serta visi, misi bersama.

D.HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan dari Proses Komunikasi

·         Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya.
·         Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·         Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·         Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
·         Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·         Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.



2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3.      Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4.      Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.


E. KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
Dari segi arahnya
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal




BAB III
KESIMPULAN

Jadi komunikasi dalam organisasi sangat penting agar visi, misi, dan tujuan dapat tercapai dengan baik. Komunikasi bukan hanya untuk berhubungan antar anggota tapi untuk mengambil keputusan dan memberi ide atau saling bertukar ide. Komunikasi juga sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik. Karena tidak selamanya organisasi berjalan lancer. Maka itu dengan adanya komunikasi. Semoga saja dapat membantu agar konflik tidak terjadi berlarut-larut. Dan dengan komunikasi dapat membantu organisasi untuk membangun kekompakkan antar anggotanya.

Referensi:


-FEBI SARFINA-

Jumat, 09 November 2012

Konflik Organisasi



BAB I PENDAHULUAN
  
Kita membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi, maka itu dibentuklah organisasi. Agar organisasi berjalan lancar dan mencapai keberhasilan. Tiap individu harus mempunyai sikap tanggung jawab. Tetapi tidak selamanya organisasi berjalan lancar, pasti terdapat kendala. Seperti terjadinya konflik dalam organisasi. Nah, ini yang akan kita bahas pada tema kali ini.
Konflik, tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antara anggota ataupun dengan kelompok masyarakat lain. Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Nah, dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa konflik itu bisa saja terjadi dalam tiap kelompok. Maka itu bagaimana kita menyikapi hal tersebut, yaitu memikirkan jalan keluarnya. Menyelesaikan sebuah konflik sebuah organisasi tidaklah gampang. Kita butuh kesabaran. Nah, disini kesabaran kita diuji, sejauh mana kita tetap mempertahankan organisasi untuk meraih keberhasilan. Maka itu kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa itu konflik, apa saja jenis dan sumber konflik, apa saja strategi penyelesaian konflik agar konflik dalam organisasi dapat terselesaikan dengan baik.

BAB II PEMBAHASAN

A.   Pengertian Konflik
Konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): percekcokan, perselisihan atau pertentangan
Menurut Robbin (1996) : keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan
Menurut Soerjono Soekanto : konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
Dapat kita simpulkan bahwa konflik itu dialami oleh setiap individu maupun kelompok, dimana tiap individu memiliki perbedaan tapi tetap berusaha untuk mencapai tujuan walaupun banyak sekali permasalahan didalam organisasi.

B.    Jenis-jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)) 
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga). 
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa). 
4. Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara) 
5. Konflik antar atau tidak antar agama 
6. Konflik antar politik.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
1.      Konflik atau pertentangan pribadi
2.      Konflik atau pertentangan rasial
3.      Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas social
4.      Konflik atau pertentangan politik
5.      Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

C.   Sumber Konflik
Sumber konflik dalam organisasi dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict), Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik antarkelompok (Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan kelompok.

Faktor-faktor yang menyebabkan sebuah konflik
1.
faktor komunikasi
2. faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
3.
faktor yang bersifat personal.
4.
faktor lingkunga
 
D.   Strategi Penyelesaian Konflik
Penyelesaian  konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :

1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

 3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

 5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

E.    Movitasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah , dan ketekunan.

F.     Teori Motivasi
Menurut Abraham Maslow:
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. 5 kebutuhan itu adalah:
1.
kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
2.
kebutuhan rasa aman
3.
kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
4. kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif dan ilmu pengetahuan)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
        Penyebab terjadinya konflik adalah ingin merasa lebih dari individu atau kelompok lain. Konflik itu menyebabkan komunikasi menjadi terhambatdan menyebabkan kerenggangan antara individu. Maka dari itu dalam organisasi harus saling mengerti satu sama lain. Dan cepat mencari solusi agar konflik organisasi tidak meluas.

DAFTAR PUSTAKA

supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../TEORI+TEORI



-FEBI SARFINA-