Halaman

Jumat, 09 November 2012

Konflik Organisasi



BAB I PENDAHULUAN
  
Kita membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi, maka itu dibentuklah organisasi. Agar organisasi berjalan lancar dan mencapai keberhasilan. Tiap individu harus mempunyai sikap tanggung jawab. Tetapi tidak selamanya organisasi berjalan lancar, pasti terdapat kendala. Seperti terjadinya konflik dalam organisasi. Nah, ini yang akan kita bahas pada tema kali ini.
Konflik, tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antara anggota ataupun dengan kelompok masyarakat lain. Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Nah, dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa konflik itu bisa saja terjadi dalam tiap kelompok. Maka itu bagaimana kita menyikapi hal tersebut, yaitu memikirkan jalan keluarnya. Menyelesaikan sebuah konflik sebuah organisasi tidaklah gampang. Kita butuh kesabaran. Nah, disini kesabaran kita diuji, sejauh mana kita tetap mempertahankan organisasi untuk meraih keberhasilan. Maka itu kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa itu konflik, apa saja jenis dan sumber konflik, apa saja strategi penyelesaian konflik agar konflik dalam organisasi dapat terselesaikan dengan baik.

BAB II PEMBAHASAN

A.   Pengertian Konflik
Konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): percekcokan, perselisihan atau pertentangan
Menurut Robbin (1996) : keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan
Menurut Soerjono Soekanto : konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
Dapat kita simpulkan bahwa konflik itu dialami oleh setiap individu maupun kelompok, dimana tiap individu memiliki perbedaan tapi tetap berusaha untuk mencapai tujuan walaupun banyak sekali permasalahan didalam organisasi.

B.    Jenis-jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)) 
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga). 
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa). 
4. Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara) 
5. Konflik antar atau tidak antar agama 
6. Konflik antar politik.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
1.      Konflik atau pertentangan pribadi
2.      Konflik atau pertentangan rasial
3.      Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas social
4.      Konflik atau pertentangan politik
5.      Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

C.   Sumber Konflik
Sumber konflik dalam organisasi dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict), Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik antarkelompok (Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan kelompok.

Faktor-faktor yang menyebabkan sebuah konflik
1.
faktor komunikasi
2. faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
3.
faktor yang bersifat personal.
4.
faktor lingkunga
 
D.   Strategi Penyelesaian Konflik
Penyelesaian  konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :

1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

 3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

 5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

E.    Movitasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah , dan ketekunan.

F.     Teori Motivasi
Menurut Abraham Maslow:
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. 5 kebutuhan itu adalah:
1.
kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
2.
kebutuhan rasa aman
3.
kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
4. kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif dan ilmu pengetahuan)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
        Penyebab terjadinya konflik adalah ingin merasa lebih dari individu atau kelompok lain. Konflik itu menyebabkan komunikasi menjadi terhambatdan menyebabkan kerenggangan antara individu. Maka dari itu dalam organisasi harus saling mengerti satu sama lain. Dan cepat mencari solusi agar konflik organisasi tidak meluas.

DAFTAR PUSTAKA

supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../TEORI+TEORI



-FEBI SARFINA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar