BAB I PENDAHULUAN
Kita
membutuhkan wadah
untuk menyalurkan aspirasi, maka itu dibentuklah organisasi. Agar organisasi berjalan
lancar dan mencapai
keberhasilan. Tiap individu harus mempunyai sikap tanggung jawab. Tetapi tidak
selamanya organisasi berjalan lancar, pasti terdapat kendala. Seperti
terjadinya konflik dalam organisasi. Nah, ini yang akan kita bahas pada tema
kali ini.
Konflik, tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antara
anggota ataupun dengan kelompok masyarakat lain. Konflik berasal dari kata kerja
latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
Nah, dari penjelasan tersebut
dapat kita simpulkan bahwa konflik itu bisa saja terjadi dalam tiap kelompok. Maka
itu bagaimana kita menyikapi hal tersebut, yaitu memikirkan jalan keluarnya.
Menyelesaikan sebuah konflik sebuah organisasi tidaklah gampang. Kita butuh
kesabaran. Nah, disini kesabaran kita diuji, sejauh mana kita tetap
mempertahankan organisasi untuk meraih keberhasilan. Maka itu kita harus
mengetahui terlebih dahulu, apa itu konflik, apa saja jenis dan sumber konflik,
apa saja strategi penyelesaian konflik agar konflik dalam organisasi dapat
terselesaikan dengan baik.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konflik
Konflik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): percekcokan, perselisihan atau pertentangan
Menurut Robbin (1996) : keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh
persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di
dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.
Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada
konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan
Menurut Soerjono
Soekanto : konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
dengan ancaman dan /atau kekerasan.
Dapat kita simpulkan bahwa konflik itu dialami oleh setiap individu maupun
kelompok, dimana tiap individu memiliki perbedaan tapi tetap berusaha untuk mencapai tujuan walaupun banyak sekali permasalahan didalam organisasi.
B.
Jenis-jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik
dibedakan menjadi 4 macam :
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4. Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5. Konflik antar atau tidak antar agama
6. Konflik antar politik.
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4. Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5. Konflik antar atau tidak antar agama
6. Konflik antar politik.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
1.
Konflik atau pertentangan pribadi
2.
Konflik atau pertentangan rasial
3.
Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas social
4.
Konflik atau pertentangan politik
5.
Konflik atau pertentangan yang bersifat
internasional
C.
Sumber Konflik
Sumber konflik dalam
organisasi dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal
conflict), Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik
antarkelompok (Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan
kelompok.
Faktor-faktor yang
menyebabkan sebuah konflik
1. faktor komunikasi
1. faktor komunikasi
2. faktor struktur tugas
maupun struktur organisasi
3. faktor yang bersifat personal.
4. faktor lingkunga
3. faktor yang bersifat personal.
4. faktor lingkunga
D.
Strategi Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik
oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama
dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang
menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian
bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang
menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya
penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri.
Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian
kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi
dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak
lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian
konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan
problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian
dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau
mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
E.
Movitasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah , dan ketekunan.
F.
Teori Motivasi
Menurut Abraham Maslow:
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. 5 kebutuhan itu adalah:
1. kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
2. kebutuhan rasa aman
3. kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. 5 kebutuhan itu adalah:
1. kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
2. kebutuhan rasa aman
3. kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
4. kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif dan ilmu pengetahuan)
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Penyebab
terjadinya konflik adalah ingin merasa lebih dari individu atau kelompok lain. Konflik itu menyebabkan komunikasi menjadi terhambatdan menyebabkan
kerenggangan antara individu. Maka dari itu dalam organisasi harus saling
mengerti satu sama lain. Dan cepat mencari solusi agar konflik organisasi tidak
meluas.
DAFTAR PUSTAKA
supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../TEORI+TEORI
-FEBI SARFINA-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar