Halaman

Rabu, 13 Juni 2012

Manusia dan Harapan


      Saya jadi ingat waktu masa di TK, guru TK saya bicara seperti ini “Ayo anak-anak, kalian kalau sudah besar nanti mau jadi apa?” Jawabnya berbagai macam. Ada yang mempunyai cita-cita sebagai seorang polisi, suster,  dan menjadi seperti ibu guru, kata salah satu teman saya. Itulah harapan-harapan yang di lontarkan dari seorang anak kecil. Sejak dari kecil sudah mempunyai cita-cita seperti itu. Entah kenapa, sekarang ya sewaktu aku diusia remaja seperti ini, senang rasanya mendengar anak kecil berbicara tentang cita-citanya. Atau bermain dokter-dokteran, yang disana terlihat mereka sangat serius, memerankan perannya sebagai dokter. 

      Oke harapan itu bagi saya (saya yakin kalian juga sependapat dengan saya) menjadi salah satu hal terpenting dalam hidup. Jelas, dengan adanya harapan. Kita lebih bersemangat. Ingin harapan tersebut dapat terwujud. Tapi dengan adanya harapan saja itu tidak cukup, perlu adanya usaha. Bila hanya sekedar mimpi saja, sebesar apa sebuah mimpi tersebut dan setinggi apa kita menggantugkan harapan itu, bila tidak bertindak. Semua itu akan sia-sia.
Oh ya saya jadi ingat pas Ujian Nasional, dipapan tulis kelas saya terdapat tulisan “DUIT”, singkatan dari Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal dan kita berharap dengan adanya tulisan tersebut, kita berharap kita “LULUS”, ya benar dengan adanya kata tersebut, kita lebih termotivasi.

      Nah, betapa pentingnya sebuah harapan, bila hidup kita tanpa harapan. Ya hidup ini seperti hampa dan kosong. Kita jadi bermalas-malasan, ya karena tidak mempunyai harapan. Oh ya harapan itu tidak kenal waktu, sewaktu kita dalam masalah, nah harapan itu pasti ada, yaitu kita berharap cepat keluar dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Apalagi saat kita tumbuh dan umur kita bertambah, masalah yang kita hadapi lebih besar dan harapan kita semakin banyak.

      Oh ya ngomong-ngomong tentang harapan, kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi pasti rata-rata ingin mendapatkan IP yang memuaskan dan ingin cepat-cepat wisudakan dan akhirnya sukses (amin). Nah itulah harapan, harapan yang membentuk cita-cita kita. Dari sebuah mimpi menjadi kenyataan.  Karena semua berawal dari mimpi dan harapan.


“Bermimpilah dan berusahalah, niscaya harapan kamu dapat terwujud”



-FEBI SARFINA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar