Halaman

Selasa, 12 Juni 2012

Manusia dan Kegelisahan

      “Aku galau tanpamu....” itu salah satu kalimat yang aku dengar dan aku lihat di TV, itu salah satu iklan yang kocak banget. Eh bukan kalimatnya loh, nadanya itu loh yang terkesan “lebay abis”.  Eh, tapi tunggu. “Galau? Apa? Galau?, Tidaaaaak”. Maaf-maaf terlalu berlebihan. Wah tapi kalau itu terjadi pada saya,  saya juga tidak mau kali, merasakan galau gitu. Kalian juga tidak mau kan kalau galau terjadi pada diri kalian (pasti langsung bebacaan :”jangan sampai..jangan sampai”). Ah tapi tidak mungkin rasanya, kalau kita selama hidup di dunia ini, tidak pernah merasakan galau/gelisah. Bener gak? Kalau kalian ada yang menjawab “ah tapi aku gak pernah galau tuh”, wah mungkin perasaan kalian kurang peka tuh. Eh maaf ya maaf. Oh ya, sebelum membahas lebih dalam lagi tentang tema ini. Saya minta maaf dulu nih, berhubung ini pembahasannya seperti ini, ya saya membahas ringan ringan saja ya. Ya apalagi ini “galau” sering menjumpai para anak muda. Ya jadi tidak asing lagi lah :)

      Gelisah atau galau itu adalah kasus yang bisa dibilang tingkat ketenaran sungguh-sungguh membuat kagum. “Tuhkan, ngomongnya ngaco lagi”. Maksud saya itu, hampir semua orang yang ada disekitar saya, ya paling banyak ya teman-teman saya. “Galau lagi Galau lagi”. Baru saja dateng ke kampus, baru saja mau duduk. Eh temen udah ada yang curhat aja “febiiii....”, tak tahu kenapa hati saya langsung berbisik gitu “wah galau lagi nih sepertinya”. Tapi ya galau memang tidak bisa dicegah. Ya dateng tiba-tiba. Mau nyuruh tuh galau pulang, eh galaunya tidak mau.

      Hmm, tapi suka bingung juga sih. Saya pernah mendengar kalimat ini “gak galau, gak gaul” Hah? Apa hubungannya sih. Galau kok dijadikan tingkat kegaulan sih. Oke, kembali ke topik, galau tuh kebanyakan dirasakan memang di kalangan anak muda. Eh galau  tuh sebenarnya adalah kondisi dimana hati sama otak tuh tidak sinkron, hati bilang “Ya” eh si otak bilang “Tidak”, bingung memilih. Nah itu membuat orang galau. Fenomena galau memang menarik untuk kita bahas lagi. Oke lanjut, (sekalian bebacaan: “jangan sampai habis nulis posting ini, dapet galau. Galauuu, jauh-jauh sana”). Kegalauan itu gak mandang umur, bisa kapan saja terjadi pada diri kita. Tapi entah kenapa banyak terjadi dikalangan anak muda.

      Galau atau gelisah itu, seperti yang saya bilang banyak terjadi di kalangan remaja, wah apalagi untuk kaum hawa. Kebanyakan kaum hawa itu tidak dapat menutup perasaan galaunya, tapi kalau kaum adam, rata-rata bisa nutup perasaan galaunya. Eh iyalah, kan perempuan itu perasa banget. Tapi laki-laki dia memakai otaknya dalam menghadapi kasus ini. Hmm apa mungkin tingkat kegengsian laki-laki yang terlalu tinggi dibandingkan dengan wanita.

      Oh ya tingkat kegalauan seseorang itu paling sering karena masalah asmara. Ya tingkat kegalauan meningkat lagi tuh kan. Ya dikalangan remaja, sering ditemui seperti itu. Entah galau karena diputusin sama pacarnya, dijauhin sama gebetannya. Ya banyaklah kasusnya. Ya melihat orang yang sedang galau, gampang banget terdeteksi. Biasanya sih, itu mendengarkan lagu yang super meloww. Apalagi kaum hawa, udah tau galau. Nyetel lagu galau. Eh maaf lagi ya. Tapi itulah kita sebagai kaum yang perasa, sulit menutupi. Kita sebagai kaum hawa, menyetel lagu sesuai dengan kondisi hati kita. Oh ya jadi lupa, balik lagi ke topik, tanda-tanda orang galau tuh, biasanya update status di facebook ataupun twitter dan memasang emot-emot sedih. Nah ini kasus yang galau itu yang terjadi di dunia maya. Misalnya update setelah stalkerin twitter si mantan, langsung galau. Nah, inilah yang sering saya pesan ke teman-teman saya “udah jangan kepo, daripada nanti galau” eh rata-rata jawabnya “ tapikan penasaran feb”. Ya itulah yang namanya perasaan, sulit dibohongi.

      Oh ya guys, tidak selamanya galau diartikan negatif loh, tapi sikap galau juga ada sikap positifnya. Mau tau apa? Galau itu bisa dijadikan untuk meningkatkan rasa untuk kita berintropeksi diri, ya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, dan kita dapat belajar dari masa lalukan. Oh ya rasa galau atau gelisah itu sebenarnya dapat dihindari yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, curhat kepada orang-orang terdekat nah itu mungkin membantu, terus mendengarkan musik-musik yang ceria dan banyak beraktivitas yang positif. Nah mungkin bisa membantu kita untuk melupakan “galau”.

      Hmm, pesan saya. Ya kalian yang sedang mengagalau atau sedang gelisah hatinya agar bisa cepat-cepat keluar dari rasa galaunya. Jangan lama-lama menggalau, segeralah keluar. Karena dunia ini terus berputar, ayolah untuk move on. Jangan mencoba untuk berhenti. Yakin bahwa kita mampu, karena masih ada harapan yang indah yang dapat kita raih ;)

"Galauuu? Gak Layauuu"


-FEBI SARFINA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar