Halaman

Minggu, 16 Maret 2014

KRISIS POLITIK DI UKRAINA



Masih terekam jelas dalam ingatan kita bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan terjadinya ketidaklancaran pasokan gas dari Rusia ke Uni Eropa (UE) sebagai primary consumers gas alam yang setia. Uni Eropa bahkan telah membentuk sebuah tim monitoring untuk mengawasi pasokan gas alam tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan gas alam sebagai penggerak utama sektor industri dan rumah tangga masih sangat signifikan, sehingga apabila sedikit saja terjadi sumbatan dalam transportasi gas alam ini maka akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam perekonomian.

Tujuh negara ekonomi termaju dunia yang tergabung dalam G8 (Kelompok 8) mengancam memboikot rencana pertemuan yang akan berlangsung di Sochi, Rusia, pada Juni 2014.  

Hal itu, terkait dengan tindakan Rusia menambah pasukan tentara di Pangkalan Angkatan Laut,
“Kami telah memutuskan untuk sementara waktu menangguhkan partisipasi kami dalam kegiatan yang terkait dengan persiapan KTT G8 yang dijadwalkan berlangsung di Sochi pada bulan Juni mendatang, sampai tercipta kondisi yang memungkinkan bagi G8 untuk melakukan diskusi yang bermakna,” demikian pernyataan tujuh negara anggota G8 seperti dikutip AFP.   

Pernyataan mengenai ancaman terhadap Rusia itu, ditandatangani pemimpin negara Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Kanada, Italia serta pemimpin Komisi Eropa dan dipublikasikan oleh Gedung Putih, di Washington, Minggu (2/3). Dalam pernyataan tersebut, tujuh negara anggota G-8 menegaskan aksi militer yang dilakukan Rusia di Crimea telah melanggar kedaulatan Ukraina dan tak sejalan dengan komitmen menegakkan demokrasi yang disepakati Rusia ketika bergabung menjadi anggota G8 pada 1997.  

Tindakan Rusia tersebut, juga telah mencoreng perjanjian perdamaian antara Rusia dengan Ukraina yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terkait dengan itu, tujuh negara anggota G8 mendesak Rusia tidak melakukan tindakan apapun yang mengarah pada ancaman terhadap territorial dan integrasi Ukraina. “Kami menyerukan kepada Rusia untuk mengatasi kekhawatiran terhadap ancaman keamanan atau hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Crimea melalui upaya negoisasi langsung dengan Ukraina atau melalui mediasi PBB atau Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa,” bunyi pernyataan itu.  

Ketujuh negara anggota G8 juga meminta semua pihak baik di Ukraina maupun Rusia untuk semaksimal mungkin menahan diri dan mengurangi tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan. Mereka juga menyatakan dukungan bagi pemerintahan sementara Ukraina yang telah terbentuk dan akan membantu Ukraina dalam upaya menjaga stabilitas politik, keamanan, ekonomi dan kesejahteraan.“Kami bersatu dalam mendukung kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial, dan haknya untuk memilih masa depannya sendiri,” demikian pernyataan tujuh negara anggota G8 yang bersumpah akan mendukung Ukraina menegosiasikan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mencegah krisis ekonomi.  

Referensi:

-FEBISARFINA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar